Spanduk  Terbentang Di Tugu Reog Dengan Kata  Ada Apa Dengan Tulungagung Selebriti

Penulis: Teguh santoso

Editor   :kakung




BNI

  Ganesa post -TULUNGAGUNG– Pertanyaan besar adanya spanduk menempel Baner  di tugu Reog, Tulungagung. setelah Aliansi Mahasiswa Tulungagung Indonesia (AMTI) menggelar aksi simbolik yang menyedot perhatian publik.dan multi tafsir bagi yang membaca nya,


Dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Ada Apa dengan Tulungagung? Selebriti" 
yang di gelar di pusat kota di Perempatan Tugu Kendang, puluhan mahasiswa ini secara terang-terangan menyuarakan keresahan mereka terhadap berbagai persoalan yang membelit daerah Tulungagung.7/5/2025



Aksi yang dikawal ketat oleh aparat kepolisian ini membawa tema besar yang menyentuh isu-isu krusial, di antaranya dugaan korupsi yang dinilai dibiarkan, pengawalan progres kinerja kepemimpinan baru di Tulungagung, serta penegakan hukum yang dianggap belum optimal.

Menurut pemikiran penulis Ganesa post dengan adanya kata selebriti.
Apa yang dilakukan oleh Bupati dalam program kerja seratus harinya masih nol.Belum ada kebijakan bahkan undang undang untuk meningkatkan PAD di tengah balada rekopusing Anggaran dari pemerintah pusat.

Dilihat dari fakta yang ada tambang ilegal di Tulungagung masih marak dan tanpa ada sentuhan dari APH dan PEMDA.padahal kalau di kelola dengan baik tambang galian C Tulungagung akan memberi pemasukan PAD di Tengah balada recopusing.

 Dinilai Bupati Tulungagung Hanya getol melakukan seremonial,
Seakan apa yang di lakukan dalam program kerja seratus harinya  sambang deso tanpa ada faedah.dan tak ada nilai positif nya dengan bukti masih disuruh kades buat proposal.

Sementara itu Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Haidar, memaoparkan  bahwa aksi ini adalah bentuk kritik konstruktif sekaligus pengawasan mahasiswa terhadap jalannya pemerintahan daerah. 

“Kami ingin menyampaikan bahwa mahasiswa ingin membuka ruang aspirasi publik dengan mendukung kinerja pemerintah daerah dengan kritis," tegas Haidar, menegaskan peran mahasiswa sebagai agen kontrol sosial.

Beberapa poin tuntutan utama yang digaungkan dalam aksi tersebut mencakup desakan untuk pengusutan tuntas oknum pejabat yang terlibat tindak pidana korupsi. 

Selain itu, mahasiswa juga menuntut evaluasi terhadap kepemimpinan baru di Tulungagung agar lebih terbuka terhadap aspirasi publik, terutama dari kalangan mahasiswa daerah.

Penegakan hukum yang adil tanpa pandang bulu dan perlindungan hukum bagi masyarakat luas, termasuk hak untuk menyampaikan aspirasi publik, juga menjadi sorotan penting dalam aksi ini.

Ketua AMTI, Wahid Ilham, menambahkan bahwa aksi ini sekaligus menjadi deklarasi resmi pembentukan Aksi Selasar, sebuah gerakan mahasiswa yang berkomitmen untuk terus memantau kebijakan dan kinerja pemerintah daerah.

“Aksi ini sekaligus menjadi deklarasi resmi pembentukan Aksi Selasar, sebuah gerakan mahasiswa yang akan terus memantau kebijakan pemerintah daerah," ujar Wahid Ilham, Rabu(7/5).

Meski berlangsung tertib dengan pengawalan ketat, aksi ini berhasil menarik perhatian warga yang melintas. 

Beberapa di antaranya bahkan menunjukkan dukungan dengan memberikan simbol solidaritas, seperti mengacungkan jempol atau memperhatikan banner yang dibentangkan.

Aksi simbolik "Ada Apa dengan Tulungagung?" ini menjadi sinyal kuat dari kalangan mahasiswa bahwa mereka tidak akan tinggal diam melihat berbagai persoalan yang ada. 

Tuntutan mereka menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk segera berbenah dan menjawab keresahan publik demi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel.

Komentar