Tindak lanjuti Wartawan Diusir Satpam Saat Wawancara dengan Kepala Sekolah
Penulis Teguh santoso
Editor kakung
Ganesa post -Tulungagung – Insiden tidak menyenangkan menimpa seorang wartawan jurnal polri saat sedang melakukan tugas jurnalistik di sebuah sekolah SMAN 1 Tulungagung.
Saat sedang mewawancarai kepala sekolah terkait isu pendidikan, wartawan tersebut tiba-tiba diusir oleh petugas keamanan sekolah.12/11/2024l
Menurut keterangan korban pengusiran , Bayu, wartawan dari *Jurnal Polri* yang menjadi pihak terlibat dalam insiden ini, merasa dirugikan. Menurutnya, saat ia sedang melakukan wawancara dengan kepala sekolah, tiba-tiba satpam datang dan menyuruhnya pergi dengan kata-kata yang kurang menyenangkan.
"Saat itu saya sedang konfirmasi kepada kepala sekolah terkait kegiatan sekolah. Namun, sebelum konfirmasi selesai, satpam tersebut tiba-tiba berkata kasar dan mengusir saya," ungkap Bayu.
Bayu merasa tindakan ini melanggar hak-haknya sebagai jurnalis dan menghalangi tugasnya sesuai dengan undang-undang yang menjamin kebebasan pers. Ia berencana membawa persoalan ini ke ranah hukum dengan merujuk pada UU Pers No. 40 Tahun 1999 yang melindungi hak-hak wartawan dalam menjalankan tugasnya.
"Saya merasa dirugikan. Kami datang dengan baik untuk konfirmasi, sesuai tugas jurnalistik, tapi malah diusir dengan kata-kata kasar. Kepala sekolah pun masih ada di lokasi saat kejadian ini. Karena itu, saya akan menindaklanjuti ini ke jalur hukum," tegas Bayu.
, wartawan tersebut telah memperoleh izin untuk melakukan wawancara dengan kepala sekolah. Wawancara sempat berjalan beberapa menit, hingga tiba-tiba seorang petugas keamanan mendekati wartawan tersebut dan memintanya untuk segera menghentikan kegiatan wawancara.
"Saya sudah izin dengan kepala sekolah, namun tiba-tiba satpam datang dan meminta saya pergi. Padahal wawancara ini penting untuk informasi publik," ujar Bayui.
Petugas keamanan Agus berdalih Saat diwawancarai, Agus menyatakan bahwa tindakannya bukanlah pengusiran, melainkan pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi pimpinan sekolah.
"Itu bukan pengusiran, tetapi tugas saya sebagai petugas keamanan. Apa yang saya lakukan sudah sesuai dengan tugas untuk melindungi sekolah atas perintah pimpinan atau kepala sekolah," ujar Agus saat ditemui di halaman sekolah.
Agus menambahkan bahwa klarifikasi lebih lanjut terkait insiden tersebut sebaiknya ditanyakan langsung kepada kepala sekolah yang memberikan instruksi.
"Saya di sini hanya menjalankan tugas sesuai perintah dari pimpinan," tambahnya
. Sementara itu, beberapa wartawan Tulungagung menyayangkan perlakuan tersebut dan meminta agar pihak sekolah lebih terbuka dalam menerima media untuk peliputan yang bertujuan memberikan informasi yang relevan bagi masyarakat.
Hingga berita ini diturunkan, kepala sekolah SMAN 1 Tulungagung, Tosari, belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Insiden ini mengundang perhatian netizen dan berbagai pihak yang menuntut keterbukaan informasi
publik, terutama di lembaga pendidikan.
Komentar
Posting Komentar